Halaman

Senin, 29 Juli 2013

GERAKAN TOLERANSI ANTARA PEMELUK AGAMA


GERAKAN TOLERANSI ANTARA PEMELUK AGAMA

Al-Habib Segaf bin Mahdi bin Syaikh Abubakar bin Salim sedang mencium tangan KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur).


Almarhum Maulana al-Habib Segaf bin Mahdi bin Syaikh Abubakar bin Salim semasa hidupnya senantiasa mengajarkan dan menanamkan toleransi antar pemeluk agama di negeri ini. Karenanya, ia menyayangkan aksi kekerasan sekelompok orang dengan mencatut Islam. “Akibatnya Islam dipandang salah. Orang Islam dianggap tukang makan orang”, ujar beliau.

“Selain itu, rusaknya citra Islam juga karena ajaran Islam disalahpahami. Itu, orang-orang yang ngaku mujahid. Mujahid apa itu, berontak di negara orang. Mereka bikin kacau Indonesia. Kalau saya presiden, saya usir mereka. Saya tangkap dan saya suruh tinggal di Arab. Jadi, jika kita ingin memperbaiki, jangan yang sudah rusak dirusak lagi. Itu baru mujahid”, himbau al-Habib Segaf bin Mahdi suatu saat.

Untuk itu, beliau menghimbau kelompok yang mengusung nama Islam agar menyelesaikan persoalan melalui mekanisme hukum. “Ini Indonesia. Ada pemerintah, ada hukum, dan ada polisi. Mereka yang menjaga keamanan. Jika tidak melalui jalur hukum, berarti ingin mendirikan negara dalam negara. Tapi pemerintah juga salah, kok orang-orang kayak begitu (anarkis) dibiarkan. Mereka itu bisa merusak Indonesia”, tandas al-Habib Segaf bin Mahdi.

Alkisah, sekitar tahun 2006 Gus Dur divonis mengalami gangguan ginjal sehingga harus menjalani cuci darah secara rutin. Pada kali pertama menjalani cuci darah keluarga sempat menjemput al-Habib Segaf bin Mahdi di Parung demi membujuk Gus Dur yang bandel tak mau menjalani cuci darah.

“Habib, saya minta tolong untuk menasehati Gus Dur”, kata al-Habib Segaf bin Mahdi menirukan permohonan Yenny Wahid, putri kedua Gus Dur. Permintaan tersebut diamini Habib. Ia lalu datang ke rumah Gus Dur di Ciganjur. Anehnya, belum sempat mengutarakan niatnya membujuk, Gus Dur malah sudah tahu kalau salah satu tujuan al-Habib Segaf bin Mahdi adalah membujuk dirinya agar mau cuci darah. Tapi bujukan al-Habib Segaf bin Mahdi akhirnya berhasil. Gus Dur pun mau menjalani cuci darah.

Habib yang akrab disapa Habib Parung oleh Gus Dur ini mulai dekat menjelang Muktamar PKB di pesantrennya. Bahkan ketika terjadi konflik internal PKB, Gus Dur sempat meminta saran pendapat Habib Parung, perihal perlu tidaknya PKB dibubarkan. Habib yang sempat berguru ke Masjid Sayyidina Abbas di Aljazair dan I’tikaf di Makkah selama lima tahun itu menyarankan ke Gus Dur saat itu untuk jangan membubarkan PKB.

Kini beliau berdua telah kembali ke rahmatullah, al-Habib Segaf bin Mahdi wafat pada tanggal 12 November tahun 2010. Mari dengan segala kerendahan hati dan rasa cinta kita kepada beliau-beliau, kita kirimkan hadiah surat al-Fatihah dengan niatan Anda masing-masing. ‘Ala hadzihinniyyat al-Fatihah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar