Satu kisah tentang Mbah Ali Maksum Krapyak. Kisah ini saya dengar dari teman santri asal Purworejo, yang didengarnya dari Bu Nafis (Ibu Nyai Hj. Nafisah, putri ragil almarhum KH. Ali Maksum) saat sowan Syawal kemarin. Bu Nafis menceritakan saat-saat manis ketika beliau belia dahulu. Ayah beliau, KH. Ali Maksum, kerap mengajak putra-putrinya jalan-jalan, refreshing sebagai hiburan.
Suatu hari, Mbah Ali menemani putra-putrinya rekreasi ke Baturraden, satu tempat berlibur yang berhawa sejuk di kaki Gunung Slamet. Sesampainya di lokasi wisata, tentu anak-anak sangat riang setelah menahan penat selama perjalanan dari Jogja berjam-jam, mereka melompat keluar, ingin segera memasuki taman wisata. “Ayo Bah turun, kita masuk,” ajak salah seorang putra Mbah Ali.
“Ah, nggak. Kalian saja yang masuk sana, biar Abah di sini saja.” Sahut Mbah Ali.
“Lhoh, masa’ udah jauh-jauh ke sini tapi gak masuk Bah? Ayo dong turun,” rayu sang putra.
“Sudahlah, sana kalian saja yang main-main. Paling di dalam cuma gitu-gitu aja,” jawab Mbah Ali, keukeuh tak berminat.
Akhirnya, anak-anak ngalah, mereka masuk ke lokasi wisata Baturraden, sedangkan Mbah Ali dan Ibu Nyai tetap di luar, di mobil. Setelah beberapa lama menunggu, anak-anak tidak juga keluar. Entah karena bosan atau karena khawatir, akhirnya Mbah Ali turun juga.
Beliau masuk ke lokasi wisata dan mencari anak-anaknya. Tak lama, beliau mendapati putra-putrinya sedang asyik menikmati suasana. “Sudah jalan-jalannya? Ayo pulang,” tegur Mbah Ali.
“Nanti Baaah, sebentar lagi.” Sahut putra-putrinya, manja merayu.
“Ya udah. Sebentar lagi. Setelah itu kita pulang,” kata Mbah Ali.
Beliau pun ikut berkeliling bersama putra-putrinya di tempat wisata itu, bercengkrama, menyegarkan kembali pikiran dengan menikmati keindahan dan kesejukan alam pegunungan. Setelah dirasa puas, dan jatah waktu ‘sebentar lagi’ dirasa sudah habis, anak-anak pun minta pulang. “Abah, udah yuk. Ayo pulang,” ajak anak-anak.
“Lhah, nanti dulu...” sahut Mbah Ali.
“Lho kok nanti? Tadi Abah ngajak pulang duluan kan?” Protes anak-anak.
“Nanti dulu lah pulangnya. Tempatnya enak juga ya...” jawab Mbah Ali, betah. (Sumber: Ust. Zia Ul Haq via gubuk-cahaya.blogspot.co.id).
(Keterangan foto: Berita yang beredar banyak menuliskan mereka ialah Gus Miek, Kiai Ali Maksum berdiri, dan Mbah Maimoen Zubair. Sebagai koreksi, inilah yang betul: Yang berdiri Itu Mbah Abul Khoir Sedan Rembang, lalu sebelah kanan beliau Mbah Abdurrahim Sarang, dan di kanannya adalah Mbah Maimoun Zubair Sarang. Jadi yang berdiri bukan Mbah Ali Maksum).
0 komentar:
Posting Komentar