Seperti diketahui, para pendatang Arab (Hadharim) telah melakukan pembauran (pernikahan) dengan warga pribumi Nusantara sebelum datangnya Kolonial Belanda. Pembauran tersebut tidak sedikit yang berhasil memasuki tembok-tembok Kerajaan Nusantara, meski sebagian dari mereka menghapuskan nama Arabnya dan menggantinya dengan nama lokal. Di kemudian hari, para keturunan Arab-Keraton tersebut juga menggunakan pakaian, mengikuti budaya, bahkan bertatakrama adat setempat.
Keraton Yogyakarta merupakan salah satu contoh sempurna dari pembauran pendatang Arab dan para anggota keluarga kerajaan. Van den Berg dalam penelitiannya menemukan adanya keluarga Arab yang menduduki posisi penting dalam Kesultanan Yogyakarta, meski mereka telah kehilangan beberapa ciri menonjol bangsa Arab, termasuk nama dan budaya asli.
Dalam riset berjudul Menelusuri Jejak Kehidupan Keturunan Arab-Jawa di Luar Tembok Keraton Yogyakarta oleh Siti Hidayati Amal (Universitas Indonesia), disebutkan beberapa nama sebagai sumber pencarian hilangnya rantai keturunan Arab dalam Kesultanan Yogyakarta.
Adalah Ibu Wida, seorang keturunan Arab-Jawa dari pihak ibu, mengatakan bahwa dalam Serat Kekancingan (Surat keterangan silsilah) dari Keraton Yogyakarta, disebutkan bahwa dirinya merupakan keturunan Arab dan Jawa. Beliau dalam pencariannya menemukan silsilah keluarga Arabnya, yakni:
Muhammad Shahib Mirbath – Ali Ba’alwi – al-Faqih al-Muqaddam Muhammad – Alwi al-Ghayyur – Ali – Muhammad Mauladawilah – Ali – Abdullah Ba’abud – Abdurrahman Ba’abud – Abu Bakar Ba’abud Kharbasyan – Ahmad – Husein – Abu Bakar – Abdullah – Muchsin – Umar – Muchsin – Abdullah – Alwi Ba’abud – Hasan al-Munadi – Ibrahim Ba’abud – Mohamad Irfan – Ya’kub – Hasan Manadi – Siti S (ibunya ibu Wida).
Sumber kedua bernama Soemitro Oetomo (Tommy) yang masih merupakan kerabat ibu Wida, merupakan tokoh yang tekun melacak garis keturunannya dengan dibantu beberapa ahli sejarah seperti Peter Carrey, Sartono Kartodirjo, Arnold Tynbee, de Graaf, dan juga Kantor Arsip Nasional. Beliau menemukan bahwa orang Arab pertama yang memasuki Keraton Yogyakarta yakni Alwi Ba’abud yang datang di Nusantara melalui jalur perdagangan Jepara dan Demak pada tahun 1755, tepat ketika Pangeran Mangkubumi (1717-1792), seorang putra Sultan Amangkurat IV dari garwo ampeyan (selir) bernama Mas Ayu Tejowati, dinobatkan sebagai Sultan Hamengku Buwono I setelah perjanjian Giyanti 1755.
Selain berprofesi sebagai pedagang kuda, Alwi Ba’abud juga dikenal sebagai tabib. Beliau bersahabat dengan sultan dan diangkat sebagai penasihat agama di Keraton Yogyakarta. Menurut cerita para pini sepuh (generasi yang dituakan/dihormati), Alwi Ba’abud yang berasal dari Hadhramaut (Yaman Selatan) menikahkan putranya, Hasan al-Munadi dengan putri Sultan Sepuh (Sultan Hamengku Buwono II) bernama Bendoro Raden Ayu Samparwadi dari ibu bernama Bendoro Mas Ajeng Citrosari.
Kala itu diceritakan bahwa Samparwadi tengah jatuh sakit dan Sultan Hamengku Buwono II menggelar sayembara guna mengobati sang putri. Orang yang berhasil menyembuhkan sang putri yakni Alwi Ba’abud, namun dikarenakan usianya yang telah lanjut, beliau akhirnya menikahkan sang putra dengan Samparwadi. Pernikahan tersebut dilaksanakan pada tahun 1789 dan menghasilkan seorang keturunan bernama Ibrahim Ba’abud Madiokusumo yang akhirnya menghasilkan banyak garis keturunan Keraton Yogyakarta hingga saat ini.
(Referensi: L.W.C. Van den Berg, Orang Arab di Nusantara. Jakarta: Komunitas Bambu, 2010 dan Menelusuri Jejak Kehidupan Keturunan Arab-Jawa di Luar Tembok Keraton Yogyakarta, Siti Hidayati Amal, Universitas Indonesia).
https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.com/2017/12/5-penyebab-bayi-sering-muntah-setelah.html
BalasHapushttps://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.com/2017/12/kisah-pilu-di-balik-anak-5-tahun-yang.html
https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.com/2017/12/ilmuan-nasa-erupsi-gunung-agung-bisa.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At vip99domino.com ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
- Skype : Vip_Domino
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : DOMINO1945.COM
- No Hp : +855-8173-4523
Apakah ada yg mengetahui makan Habib Ibrahim Ba'abud Madiokusumo bin Habib Hasan Munadi Ba'abud bin Alwi Ba'abud? Kl makam Habib Hasan Munadi bin Alwi Ba'abud saya telah menemukannya yi di Pesareyan Besar, Sidomulyo, Tanggung, Purworejo.
BalasHapusMakam Sayyid Ibrahim tidak di ketahui karena meninggal sewaktu mendampingi pangeran Diponegoro pas di tangkap dan di bawa ke Maluku, kalo makam Sayyid Hasan Manadi ada di Purworejo
HapusDimana makam BRA Samparwadi, puteri HBII yg dinikahkan dengan Habib Hasan Munadi Ba'abud? Terimakasih.
BalasHapusMin itu yg komen panjang spam di hapus aja kick
BalasHapusHasan munadi bin ya'kub makamnya dmn ya?
BalasHapusMohon informasi lokasi Makam Habib Alwi Al Ba'abud
BalasHapusMakam Sayyid Alwi Ba'abud ada di Semarang Utara tepatnya di Dadapsari
HapusAda yang tau sejarah Sayid Idrus bin Muhsin bin Umar ba'abud batang ?
HapusKalau yang di makam Sunan Amangkurat I ada Sayyid Muhsin Bin Husin Al Baabud (R.Suroadmodjo) Patih Brebes itu hubungannya bagaimana geh..
BalasHapus