Berikut adalah hasil
Rapat Gabungan Jajaran Syuriah dan Tanfidziyah PBNU, tentang larangan mengikuti
aksi demonstrasi 4 Nopember 2016 di Jakarta. Rapat tersebut dipimpin langsung
oleh Dr. KH. Ma’ruf Amin (Rais Aam PBNU).
Berpecah adalah Musuh Utama Ukhuwah: Jaga Ukhuwah untuk Indonesia
yang Aman dan Damai
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil
‘alamin, puji syukur kepada Allah Swt., Indonesia terus berkembang menjadi sebuah
negara yang hidup berdasarkan kepada nilai-nilai luhur bangsa dimana
masyarakatnya dapat hidup aman-tenteram saling menghormati, dan rukun
berdampingan secara harmonis antara satu dengan yang lainnya.
Hari ini,
Indonesia dikenal publik Internasional sebagai negara yang patut dijadikan
percontohan dan teladan, terutama dalam menjadikan faktor kebhinekaan
(keanekaragaman) justeru sebagai kekuatan. Bhineka Tunggal Ika. Indonesia telah
berhasil meletakkan hubungan agama dengan negara secara ideal.
Agama tidak
lagi dipertentangkan dengan negara. Nilai agama melebur dengan budaya lokal
yang baik, melahirkan spirit wathaniyah (nasionalisme yang tumbuh subur
dengan berkembangnya nilai keagamaan). Sebagaimana yang disampaikan Hadhratus Syaikh
KH. M. Hasyim Asy’ari, pendiri jam’iyyah Nahdlatul Ulama yakni:
حب الوطن من
الإيمان
“Cinta tanah
air adalah bagian dari iman.”
Tidak begitu
halnya yang terjadi di beberapa negara, terutama di negara-negara Teluk ataupun
di negara-negara sekuler.
Hari ini
negara-negara teluk seperti Irak, Pakistan, Afghanistan, Suriah, Yaman dan
lainnya, memasuki suatu babakan baru yang disebut sebagai “failed-state”,
negara gagal, diakibatkan keliru menerapkan hubungan agama dan negara, sehingga
keduanya dipertentangkan satu sama lain yang akibatnya menimbulkan
kekacaubalauan.
Ratusan ribu
bahkan jutaan manusia menjadi korban atas peperangan yang timbul akibat
kesalahpahaman. Sementara di negara-negara sekuler yang hanya mengedepankan
rasionalitas tanpa agama justru melahirkan titik balik suatu peradaban yang
tidak lagi “memanusiakan manusia”.
Dewasa ini,
kita tengah menghadapi suatu diskursus publik yang luas, terutama dalam
penyikapan masyarakat atas pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di
Kepulauan Seribu, yang menimbulkan kontroversi di hampir seluruh kalangan.
Bahkan sebagian kalangan mengatasnamakan “Aksi Bela Islam II” akan menggelar
aksi besar tanggal 4 November mendatang.
Mencermati
eskalasi dan perkembangan keadaan terkini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU), bersama ini menegaskan:
1.
Mari jaga
persatuan dan kesatuan bangsa. Pererat tali silaturahim antar komponen
masyarakat. Berpecah adalah musuh utama dari ukhuwwah. Ukhuwwah adalah modal
utama kita di dalam membangun suatu tatanan masyarakat yang aman, damai, adil
dan makmur. Jaga Ukhuwwah Wathaniyah dan Ukhuwwah Basyariyah, agar Indonesia
terbebas dari ancaman perpecahan.
واعتصموا بحبل
الله جميعا ولاتفرقوا
“Berpegangteguhlah kalian semua pada tali Allah, dan jangan
berpecah-belah.” (QS. Ali-Imran ayat 103).
2.
Kepada seluruh
pengurus NU dan warga NU untuk secara pro-aktif turut menenangkan situasi,
menjaga agar suasana yang aman dan damai tetap terpelihara dan tidak
ikut-ikutan memperkeruh suasana dengan provokasi dan hasutan. PBNU melarang
penggunaan simbol-simbol NU untuk tujuan-tujuan di luar kepentingan sebagaimana
menjadi keputusan jam’iyyah NU.
3.
Mengimbau
kepada aparat kepolisian untuk segera melakukan tindakan dan langkah sesuai
dengan prosedur hukum dan perundangan yang berlaku, agar dapat memenuhi rasa
keadilan masyarakat dengan tanpa mengabaikan asas praduga tak bersalah. Upaya
ini harus dilakukan guna menghindarkan terjadinya yang cenderung menimbulkan
kegaduhan dan anarki.
4.
Kepada para
pihak yang hendak menyalurkan aspirasi dengan berunjuk rasa, PBNU mengimbau
agar tetap menjaga akhlakul karimah dengan tetap menjaga ketertiban, menjaga
kenyamanan lalu lintas dan dapat menjaga keamanan masyarakat demi keutuhan
NKRI.
5.
Mari
tengadahkan tangan mohon petunjuk dan berdoa semoga Indonesia selalu diberi
kesejukan dan kedamaian dalam perlindungan, penjagaan dan pertolongan dari
Allah Swt.
اللهم أنت السلام
ومنك السلام وإليك يعودالسلام فحينا ربنا بالسلام وأدخلنا الجنة دارالسلام
حسبناالله ونعم
الوكيل نعم المولى ونعم النصي
Jakarta, 28 Oktober 2016/27 Muharram
1438
وَاللهُ الْمُوَفِّقُ
إِلَى أَقْوَمِ الطَّرِيْقِ
وَالسَّــــلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
DR. KH. Ma’ruf Amin
(Rais Aam PBNU)
KH. Yahya C. Staquf
(Katib Aam PBNU)
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA
(Ketua Umum PBNU)
DR. HA. Helmy Faishal Zaini
(Sekretaris Jenderal PBNU)
Sumber: NU Online
Untuk melihat videonya silakan klik di sini: https://youtu.be/35PeNX2lWMk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar