Bermula santri-santri perwakilan dari seluruh dayah/pesantren Aceh mengikuti pelatihan Manajemen Pesantren di salah satu pesantren besar di Jawa. Mereka setelah mengikuti pelatihan tour untuk ziarah makam wali sembari melihat-lihat seluruh pesantren di Jawa, salah satunya Pesantren Tebuireng Jombang.
Saat tiba di Tebuireng santri-santri Aceh disambut dengan baik oleh Gus Sholah (adik Gus Dur) dan para santri Tebuireng. Yang lebih mengesankan para santri Aceh adalah diperkenankan untuk masuk ke dalam makam Gus Dur yang dikunci oleh penjaganya. Penjaganya bilang dia tidak boleh membuka makam Gus Dur kecuali untuk orang-orang tertentu yang sudah ada izin dari Keluarga.
Tapi kata beliau lagi, khusus untuk orang Aceh siapapun orangnya maka akan tetap dibuka, karena beliau langsung mendapat wasiat dari Gus Dur ketika masih hidup, yaitu: "Kalau orang Aceh datang, maka bukalah Pintu Makam, karena mereka saudara saya."
Dan para santri Aceh pun diterima di rumah Pengasuh Pesantren Tebuireng, Gus Sholah (KH. Sholahuddin Wahid). Mereka makan bareng bahkan nonton televisi bareng bersama Gus Sholah hingga tiba waktu Shubuh. Para santri Tebuireng mengatakan kepada para santri Aceh: "Kami belum pernah nonton bareng sama Gus Sholah sampai Shubuh seperti kalian."
Tidak lupa pula oleh-oleh yang diberikan oleh Pesantren Tebuireng kepada para santri Aceh, yaitu Peci ala Gus Dur. (Sumber: dari salah seorang Tengku Dayah yang turut serta dalam rombongan. By Wong Aceh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar