Halaman

Sabtu, 11 Oktober 2014

Mbah Hasyim Asy’ari Dibohongi Santri





Diceritakan dari Kyai Sanusi Lebaksiu Tegal (1938-2001), pamandaku dari jalur ayah, bahwa Kyai Tahmid Jagalampeni Brebes adalah teman sepondoknya tatkala mesantren di Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari Tebuireng. Waktu itu Gus Dur masih kecil, bahkan beliau sering melihatnya telanjang sebagaimana umumnya usia kanak-kanak.

Suatu ketika Mbah Hasyim memanggil santrinya yang bernama Tahmid itu. Beliau meminta bantuan untuk suatu hal kepadanya. Namun tiba-tiba Mbah Hasyim bertanya: “Sudah shalat Mid?”

Sudah menjadi sifatnya santri sangat menurut apa kata dan perintah gurunya, begitu pun dengan Tahmid. Ia sangat takut jika sampai menunda-nunda perintah sang guru. Meski belum shalat, demi melaksanakan tugas sang guru ia pun menjawab: “Sudah Kyai.” Tapi dalam hatinya tetap berkata “belum shalat”, biarlah melaksanakan perintah guru dulu dan shalatnya setelahnya.

Tapi apa dikata, Mbah Hasyim yang memiliki mata batin tajam menimpalinya: “Sana shalat dulu Mid.”

Mendengar jawaban Mbah Hasyim, Tahmid gemetaran ketakutan. Keringat dinginnya mengucur. Tanpa pikir panjang ia pun langsung undur diri lalu melaksanakan shalat. Hanya karena pernah berbohong satu kali saja yang seperti itu, rasa takut Tahmid selalu ada hingga dirinya menjadi kyai sekalipun. Begitu mengingat kisah tersebut tubuhnya pasti gemetar ketakutan.

Begitulah para ulama kita, sangat merasa berdosa dengan kesalahan yang kecil. Sedangkan kita kadang tak perduli meski dengan kesalahan yang besar dan seringkali menyepelekan kesalahan yang kecil. Akhirnya dosa yang sudah bertumpuk semakin menumpuk. Nastaghfirullah. Mbah Hasyim (w. 1947), Kyai Sanusi (w. 2001) dan Kyai Tahmid kini telah tiada. Semoga ketiganya dikumpulkan bersama dalam naungan ridhaNya, Aamiin.

Sya’roni As-Samfuriy, 11 Oktober 2014 dari Kaki (Paman) Ridhwan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar