Di tengah
gemarnya kaum Muslimin Indonesia terhadap murattal yang dibacakan oleh qari
asal Timur Tengah, mantan aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) dan mantan ketua
LAKPESDAM (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) NU, Gus Ulil
Abshar Abdalla merekam bacaan al-Qurannya sendiri kemudian menguploadnya di
internet.
Gus Ulil menamakannya
dengan “Murattal Jawa”. Lantunan tilawahnya mengingatkan kepada kita nostalgia
masa silam, masa Wali Songo, yang saat ini masih biasa kita dengarkan langgamnya
dalam pewayangan (sang dalang). Saya berpikir mungkin seperti itulah para wali
zaman dulu, di Jawa, dalam melagukan bacaan al-Qurannya. Pasalnya, bukankah penggubah
lagu-lagu dan syi’ir-syi’iran Jawa yang bermuatan religius dan penuh nasihat
itu adalah mereka para Wali Songo?
Kalau dilacak, mulai
kapan Gus Ulil menshare Murattal Jawa-nya di internet, bisa kita temukan di tweeternya,
tertanggal 15 Agustus 2012. Berarti sudah 2 tahun silam. Silakan cek di sini: https://twitter.com/ulil/status/235934958072516608
“Andaikan saja Gus
Ulil mau menyempurnakan hingga 30 juz, lalu memasukkan ke dapur rekaman. Siapa
tahu langkahnya itu bisa mengimbangi langgam Saudi yang nyaris memukau hampir
seluruh penduduk Muslim di negeri kita ini. Langgam Jawa, ya, langgam Jawa.
Kayak di langgar-langgar dan masjid kampungku kala aku kecil. Langgam yang kini
sirna dari sana entah ke mana, tergantikan oleh langgam yang agak ngeden-ngeden
sithik atau yang mendayu-dayu kemayu.” Tulis Kyai Fuad
Ahmad al-Mutamakkin (خ. فؤاد أحمد المتمكني) dalam mengomentari Murattal Jawa-nya Gus
Ulil tersebut.
Lebih lanjut ia
mengatakan: “Siapa tahu pula, kalangan Arab akan tahu bahwa di dunia ini ada
langgam alternatif yang enak untuk dinikmati sambil nyahi (minum syahi) di sore
hari atau menjelang tidur. Andaikan saja Ulil sadar bahwa langkah penyempurnaan
30 jus itu sangat mungkin punya efek yang amat luar biasa di antara langgam
qira-at yang ada.”
Silakan nikmati Murattal Jawa Gus Ulil di sini:
·
Surat
ar-Rahman: http://youtu.be/cbbTtPLNgSA
·
Surat Maryam: http://youtu.be/dxbLFHcdG1U
Sya’roni As-Samfuriy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar