Halaman

Senin, 11 Agustus 2014

HABIB SEGGAF BIN MAHDI PARUNG DAN ORANG HINDU





1.      Habib Seggaf Mengajak Pendeta Hindu Masuk Masjid, Akhirnya Meraih Hidayah

Dahulu pernah ada seorang pendeta Hindu dari India datang ke tempat Habib Seggaf bin Mahdi BSA di Parung Bogor. Setelah ngobrol-ngobrol lalu oleh beliau diajak ke masjid. Mendengar ajakan Habib Seggaf untuk ikut ke masjid, pendeta itu terkejut dan berkata: “Saya ini orang kafir (kata orang Islam) dan sejak muda hingga umur 80 tahun sekarang ini tidak ada satupun orang Islam yang mengajak saya masuk masjid.”

Habib Seggaf berkata: “Ya, sekarang saya yang ajak kamu.”

Lalu si pendeta pun mau diajak ke masjid. Ketika sampai depan masjid pendeta itu berkata: “Apa yang menyebabkan kamu mengajak saya masuk ke dalam masjid?”

“Sebab kamu disayang Allah”, jawab Habib Seggaf.

Pendeta tambah bingung, lalu bertanya: “Hah, saya disayang Allah? Apa buktinya?”

“Buktinya kamu tetap dijadikan manusia. Jika Allah tidak sayang sama kamu mungkin sekarang kamu sudah dikutuk jadi anjing atau babi,” kata Habib.

Pendeta itu langsung sujud di depan masjid (di tanah, bukan di ubin) dan berkata bahwa dia ingin masuk agama Islam. “Hati saya seperti dihantam pakai palu mendengar perkataan Anda,” kata si pendeta kepada Habib Seggaf. Akhirnya sang pendeta itu pun bersyahadat memeluk agama Islam.

2.      Habib Seggaf dan Teman Hindu

Ketika Idul Adha, Habib Seggaf bin Mahdi nyembelih sapi untuk kurban. Ketika menyembelih beliau menelfon temannya yang beragama Hindu dan mengundangnya untuk melihat prosesi penyembelihan sapi di rumahnya. “Teman, sekarang saya sedang menyembelih sapi, saya undang kamu untuk datang ke tempat saya.”

Temannya itu menjawab: “Aduh Pak Habib, di agama saya tidak boleh menyembelih sapi.”

Habib Seggaf kemudian berkata: “Kalau makan dagingnya, boleh?”

Dijawab: “Boleh.”

Habib Seggaf berkata: “Bagaimana bisa dimakan dagingnya jika tidak disembelih?”

Lalu temannya itu menjawab: “Ya itulah Pak Habib, saya juga bingung sama agama saya.”

Habib Seggaf cuma bisa ngikik, sambil bilang ke putranya yang bernama Habib Muhammad: “Lihat Muhammad, dia sudah mulai mencong-mencong.”

“Jadikan sahabat, hilangkan keyakinan yang salah dari apa yang dia yakini. Tunjukkan kebenaran dan buktikan kebenaran yang kita yakini itu benar,” pungkas Habib Mumu Bsa mengakhiri kisahnya.

Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 12 Agustus 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar