Hari raya Idul Fitri merupakan salah satu hari rayanya
umat Islam yang waktunya bertepatan tanggal 1 Syawal.
Daftar Isi:
a.
Sejarah Hari Raya
b.
Hal-hal yang Disunnahan pada Hari Raya
c.
Hikmah Disyariatkannya Shalat
Hari Raya
d.
Tata Cara Shalat Idul Fitri
e.
Khutbah Idul Fithri
a.
Sejarah Hari Raya
Sebelum Islam mengalami kejayaan, tradisi orang Arab pada
saat merayakan hari rayanya lain dengan cara umat Islam. Mereka
bersenang-senang dengan berfoya-foya sehingga tradisi tersebut menjamur sampai
mereka masuk Islam. Diantara hari raya yang mereka rayakan adalah hari raya
Nairuz dan Mihron. Kemudian pada saat Baginda Nabi Muhammad Saw. datang di
Madinah, beliau Saw. menjumpai kaum Anshar yang sedang merayakan hari rayanya
dengan model seperti di atas. Lalu Nabi Saw. bertanya: “Hari apakah ini?”
Mereka menjawab: “Ini adalah hari raya yang biasa kami
buat hiburan pada saat zaman jahiliyah.”
Kemudian Nabi Saw. bersabda:
قَدْ أَبْدَلَكُمُ اللهُ خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ
اْلأَضْحَى وَيَوْمَ اْلفِطْرِ
“Sesungguhnya Allah telah menggantikan keduanya dengan hari
yang lebih baik, yaitu hari raya Idul Adha (Qurban) dan hari raya Idul Fitri.”
b.
Hal-hal yang Disunnahan pada Hari Raya
Hal-hal yang disunahkan pada hari raya adalah:
1)
Membaca takbir. Dimulai pada saat terbenamnya matahari pada malam hari raya sampai imam akan
mengerjakan shalat hari raya.
Takbir dibagi menjadi 2 macam; Takbir Mursal,
yakni takbir yang tidak disunnahkan dibaca setelah shalat, seperti halnya
takbiran pada hari raya Idul Fitri. Kedua adalah Takbir Muqayyad, yakni
takbir yang disunnahkan untuk dibaca setelah shalat, seperti halnya takbiran
pada hari raya Idul Adha yang waktunya dimulai waktu Shubuhnya bulan Arafah
sampai Ashar yang terakhir hari tasyriq.
Takbiran ini disunnahkan setelah shalat fardhu, baik ada’
atau qadha, setelah shalat sunnah Rawatib, sunnah Mutlak, sunnah Tahiyyatul
Masjid, sunnah Wudhu dan shalat Jenazah. Adapun bacaan takbirnya sebagai
berikut:
اَللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَاِلَهَ اِلاَّالله وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ و لِلَّهِ اْلحَمْدُ .اَللهُ أَكْبَرْكَبِيَرًا وَاْلحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ
بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
.لاَإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَلاَنَعْبُدُ إِلاَّ إِياَّهُ
مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ الْكاَفِروْنَ وَلَوْ كَرِهَ
اْلمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلمُنَافِقُوْنَ .لاَاِلَهَ
اِلاَّوَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ
اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ .لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ
وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ لِلَّهِ اْلحَمْدُ
2) Mengisi malam hari raya
dengan memperbanyak beribadah. Minimal melakukan shalat Isya berjamaah dan berkeinginan melakukan shalat Shubuh secara
berjamaah. Sesuai dengan sabda Nabi Saw.:
مَنْ أَحْيَا لَيْلَةَ اْلعِيْدِ أَحْيَا اللهُ قَلْبَهُ
يَوْمَ تَمُوْتُ اْلقُلُوْبُ.
“Barangsiapa yang
mengisi malam hari raya dengan memperbanyak ibadah maka Allah akan menghidupkan
hatinya disaat semua hati manusia mati.”
Ulama salaf punya metode lain, yaitu melakuan shalat sunnah Mutlak. Adapun tata caranya
sebagai berikut:
a. Membaca niat:
أُصَلىِّ سُنَّةً لِإِحْياَءِ لَيْلَةَ عِيْدِ اْلفِطْرِ
رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
b. Melakukan shalat 2 rakaat. Rakaat pertama membaca surat al-Fatihah dan al-Falaq masing-masing 15 kali. Dan rakaat kedua membaca surat al-Fatihah dan an-Nas masing-masing 15 kali.
c. Setelah salam membaca
wirid: Ayat Kursi 13 kali, istighfar 15 kali, shalawat 15 kali,
dzikir 15 kali dan ditutup dengan doa.
3)
Mandi. Meskipun tidak
punya tujuan untuk menghadiri shalat hari raya. Waktunya mulai pertengahan
malam sampai terbenamnya matahari pada hari raya. Namun yang lebih utama adalah
mandi dilakukan setelah shalat sunnah Fajar. Adapun niatnya mandi sebagai
berikut:
نَوَيْتُ اْلغُسْلَ لِدُخُوْلِ يَوْمِ عِيْدِ اْلفِطْرِ
سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.
Sebelum melakukan shalat hari raya, yang lebih utama adalah makan kurma yang jumlahnya ganjil.
4) Berangkat pagi-pagi. Bagi selain imam disunnahkan berangkat dini hari setelah shalat Shubuh. Sedangkan bagi imam disunnahkan berangkat pada saat
masuknya waktu shalat.
5) Memakai wangi-wangian dan pakaian yang bagus, warna hijau
atau putih.
6) Berangkat berjalan kaki
dengan keadaan tenang melalui jalan yang jauh, dan ketika pulang melalui jalan yang lebih pendek.
7)
Bagi selain imam dianjurkan
melakukan shalat sunnah Qabliyyah jika tidak mendengarkan khutbah. Sedangkan
bagi imam hukumnya makruh melakukan shalat sunnah Qabliyyah dan Ba’diyyah hari
raya.
8) Mencukur rambut, memotong kuku dan menghilangkan bau yang
tidak sedap.
9) Melakukan shalat sunnah Idul Fitri.
10) Melakukan khutbah Idul Fitri.
11)
Saling memberi penghormatan antara satu dengan yang lainnya
seperti mengucapkan “Taqabbalalallahu minna waminkum”.
12)
Berjabat tangan dengan sesama jenis atau beda jenis
yang semahram. Klasifikasi hukum
berjabatan tangan sebagai berikut: 1) Haram berjabat tangan antara laki-laki
dan perempuan yang tidak semahram serta tidak menggunakan penghalang,
begitupula dengan amrad yang tampan. 2) Makruh berjabat tangan dengan
orang yang punya penyakit menular. 3) Makruh berangkulan
kecuali dengan orang yang baru datang dari bepergian. 4) Sunnah mengecup
tangannya orang yang shaleh, alim dan zuhud. 5) Makruh mengecup tangannya orang lain karena kekayaannya.
13)
Melakukan puasa 6 hari.
Puasa ini boleh dilakukan dengan berbagai macam cara, baik dilakukan secara
berurutan dan bersambung atau tidak. Tetapi yang lebih utama dilakukan secara
berurutan. Kesunnahan puasa ini juga bisa didapat dengan melakukan puasa qadha
atau nadzar. Jika puasa ini dilakukan di luar bulan Syawal maka pahalanya tidak
sama dengan yang dilakukan pada bulan Syawal, sebab pahala di bulan Syawal
laksana melakukan puasa fardhu setahun
penuh sebagaimana bunyi hadits:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ
شَوَّالَ كاَ نَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang
melakukan puasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan puasa 6 hari di bulan
Syawal, maka pahalanya seperti puasa setahun penuh.”
Kemudian jika puasa itu
dilakukan di luar bulan Syawal maka laksana melakukan puasa sunnah setahun
penuh. Adat puasa Syawal yang telah berlaku, yakni puasa 6 hari secara
berurutan kemudian ditutup dengan hari raya ketupat, itu hanyalah metode yang
diajarkan oleh Wali Songo untuk mempermudah membiasakan dan agar tidak dirasa
berat. Sedangkan niatnya berpuasa Sayawal adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ يَوْمِ شَهْرِ شَوَّالَ
سَنَةٍ
للهِ تَعَالَى.
c.
Hikmah Disyariatkannya Shalat
Hari Raya
Perlu diketahui bahwa shalat jamaah itu lebih utama daripada
shalat sendirian. Sebab di dalamnya membentuk persatuan dan kesatuan dengan
berwujud semua muslim berdiri dalam keadaan berbaris di belakang seorang imam. Sehingga
mirip dengan sebuah bangunan yang saling menguatkan, bagian satu menguatkan
sebagian lainnya.
Ketika hal itu dirasa belum cukup untuk mewujutkan
persatuan dan kesatuan umat Islam, maka disyariatkanlah shalat Jum’at. Kemudian
dirasa masih kurang lagi, maka disyariatkanlah shalat hari raya agar rasa
persatuan dan kesatuan umat Islam semakin ditingkatkan. Sebab hal ini dapat
memberikan manfaat yang sangat besar.
Hikmah lain disyariatkannya shalat hari raya adalah menampakkan
kekuatan umat Islam di mata orang kafir. Dan dengannya membentuk suatu sistem kekuasan
yang akhirnya dapat menakut-nakuti orang kafir.
d.
Tata Cara Shalat Idul Fitri
Tata cara shalat sunnah hari raya
Idul Fitri adalah sebagai berikut
a) Bilal membaca:
صَلُّوْا سُنَّةً لِعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ جَمَاعَةُ
أَثَابَكُمُ اللهُ .
b) Jamaah menjawab:
لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ
بِاللهِ.
c) Membaca niat shalat:
أُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ
مَأْمُوْمًا / إِمَامًا لِلَّهِ تَعاَلَى. اللهُ أَكْبَرْ
d) Melakukan shalat 2 rakaat. Rakaat pertama setelah takbiratul
ihram membaca takbir (Allahu Akbar) 7 kali, sedangkan rakaat kedua
setelah takbir berdiri membaca takbir 5 kali. Rakaat pertama setelah al-Fatihah membaca surat Qaf, sedangkan pada rakaat kedua setelah al-Fatihah membaca surat Iqatarabat as-Sa’ah
(al-Qamar). Masing-masing takbir
baik yang jumlahnya 7 atau 5 dipisah dengan bacaan:
سُبْحَانَ اللهُ وَاْلحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَإِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ
Waktu melaksanakan shalat hari raya Idul Fitri adalah setelah matahari terbit dan naik setinggi ujung
tombak menurut pandangan mata, atau masuknya waktu
Dhuha.
e. Khutbah Idul Fithri
Seusai melaksanakan shalat sunnah Idul Fitri berjamaah
maka dilaksanakanlkah khutbah. Tata caranya adalah, terlebih dahulu Bilal membacakan:
أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ
اللهُ .أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا
أَثَابَكُمُ اللهُ .أَنْصِتُوْا
وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا لَعَكُّمْ
تُرْحَمُوْنَ .اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ . اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ .اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ
Kemudian khatib naik mimbar untuk berkhutbah. Contoh
khutbahnya adalah sebagai berikut:
الخطبة الأولى لعيد الفطر
أَللهُ أَكْبَرْ × 9 اَللهُ أَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ
هِلاَلٌ وَأَبْدَرَ. اَللهُ أَكْبَرْ كُلَّمَا صَامَ صَائِمٌ وَأَفْطَرَ. اَللهُ
أَكْبَرْ كُلَّمَا تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَأَمْطَرَ. كُلَّمَا نَبَتَ نَباَتٌ
وَأَزْهَرَ. وَكُلَّمَا أَوْرَقَ عُوْدٌ
وَأَثْمَرَ. وَكُلَّمَا أَطْعَمَ اْلقَانِعَ وَاْلمُعْتَرَّ. اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ لاَ إِلَهَ إِلاّ
َاللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ، اللهُ أَكْبَرْ لِلَّهِ اْلحَمْدُ، اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِىْ
سَهَّلَ لِلْعِبَادِ طَرِيْقَ اْلعِبَادَةِ وَيَسَّرَ، وَوَفَاهُمْ أُجُوْرَ
أَعْمَالِهِمْ مِنْ خَزَائِنِ جُوْدِهِ الَّتِىْ لاَ تُحْصَرُ، وَجَعَلَ لَهُمْ
يَوْمَ عِيْدِ يَعُوْدُ عَلَيْهِمْ فِىْ كُلِّ سَنَةٍ وَيَتَكَرَّرُ، وَزَكَّى
أَبْدَانَهُمْ مِنْ دَرَنِ السَّيِّئَاتِ وَطَهَّرَ، وَتَابَعَ بَيْنَ
اْلأَوْقاَتِ لِكَىْ تُشَيَّدَ بِأَنْوَاعِ اْلعِبَادَةِ وَتُعَمَّرَ، فَمَا مَضَى
شَهْرُ الصِّيَامِ إِلاَّ وَأَعْقَبَهُ بِأَشْهُرِ اْلحَجِّ إِلَى بَيْتِهِ
اْلعَتِيْقِ اْلمُطَهَّرِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَهُوَ اْلمُسْتَحِقُّ لِأَنْ
يُحْمَدَ وَيُشْكَرَ، وَاَشْكُرْهُ عَلَى نِعَمٍ لاَ تُعَدُّ وَلاَ تُحْصَرُ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اْلمُلْكُ اْلعَظِيْمُ
اْلأَكْبَرُ، الَّذِىْ جَعَلَ لِكُلِّ شَيْءٍ وَقْتًا وَأَجَلاً وَقَدَرًا،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدَهُ وَرَسُوْلَهُ الشَّافِعَ
اْلمُشَفَّعِ فِى اْلمَحْشَرِ، نَبِيٌّ مَا طَلَعَتْ الشَّمْسُ عَلىَ أَجْمَلٍ
مِنْهُ وَجْهًا وَلاَ أَنْوَرَ، نَبِيٌّ أُسْرِيَ بِهِ مِنَ اْلبَيْتِ اْلحَرَامِ
إِلَى اْلمَسْجِدِ اْلأَقْصَى وَعَرَجَ بِهِ إِلَى السَّمَاءِ حَتَّى كاَنَ لَهُ
فَوْق السَّمَوَاتِ مَصْعَدٌ وَمَظْهَرٌ،
نَبِيٌّ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ،
وَأَعْطَاهُ سِيَادَةَ بَنِيْ أَدَمَ اْلأَسْوَدَ وَاْلأَحْمَرَ، نَبِيٌّ رَجَفَتْ
هَيْبَتَهُ قُلُوْبُ اْلجَبَابِرَةِ حَتىَّ أَمَرَ أَمْرُهُ وَأَنَّهُ لَيَخاَفُهُ
مَلِكُ بَنِي اْلأَصْفَرِ، نَبِيٌّ غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
وَمَا تَأَخَّرَ، مَعَ ذَلِكَ قَامَ عَلىَ قَدَمِهِ الشَّرِيْفِ حَتَّى تَفْطُرَ،
وَجَاهَدَ فِى اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ فَمَا تَوَانَى وَلا تأخر، أَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَخَلِيْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
الَّذِيْنَ أَذْهَبَ اللهُ عَنْهُمْ الرِّجْسَ وَطَهَّرَ، اللهُ أَكْبَرْ ، اللهُ
أَكْبَرْ لاَإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ. اللهُ أَكْبَرْ وَ لِلَّهِ
اْلحَمْدُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ
إِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يُسَمَّى يَوْمَ
اْلجَوَائِزِ فَيَرْجِعُ فِيْهِ مِنَ اْلمُصَلَّى كُلٌّ بِمَا قُسِمَ لَهُ فَائِزٌ
فَاْلمُحْسِنُوْنَ يَجِدُوْنَ فِىْ صِحَافِهِمْ اْلعِزَّ وَاْلكَرَامَةَ
وَاْلمُذْنِبُوْنَ يَجِدُوْنَ فِيْهَا اْلخَيْبَةَ وَالنَّدَامَةَ. عَنْ إِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا
يَرْفَعُهُ: إِذَا كاَنَ يَوْمَ عِيْدِ
اْلفِطْرِ هَبَطَتِ اْلمَلاَئِكَةِ إِلَى اْلأَرْضِ فِى كُلِّ بَلَدٍ فَيَقِفُوْنَ
عَلَى أَفْوَاهٍ السِّكَكِ يُنَادُوْنَ بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ جَمِيْعُ مَنْ خَلَقَ
اللهُ إِلاَّ اْلجِنَّ وَاْلإِنْس. ياَ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ أَخْرَجُوْا اِلَى رَبٍّ
كَرِيْمٍ يُعْطِى اْلجَزِيْلَ وَيَغْفِرُ الذَّنْبَ اْلعَظِيْم فَإِذَا بَرَزُوْا
إِلَى مُصَلاَّهُمْ قاَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
: يَا مَلاَئِكَتِىْ مَا جَزَاءَ اْلأَجِيْرِ إِذاَ عَمَلَ عَمَلَهُ
فَيَقُوْلُوْنَ إِلَهَناَ وَسَيِّدِناَ أَنْ تُوَفِّيَهُ أَجْرَهُ.
Para hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah. Mari kita bertaqwa kepada
Allah Swt. dengan sebaik-baik taqwa. Ketahuilah bahwa hari ini disebut sebagai harinya
beberapa pemberian. Sehingga pada hari ini setiap orang akan pulang dari masjid
dan akan mendapatkan apa yang telah dibagikan oleh Allah. Bagi orang yang
berbuat kebajikan akan mendapatkan keagungan dan kemuliaan di catatan amalnya. Dan
bagi orang-orang yang berbuat dosa akan menemui penyesalan dan kerugian di
catatan amalnya.
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas Ra., berupa hadits marfu’,
bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Ketika hari raya Fitri para malaikat
turun ke bumi di setiap negara. Mereka berdiri di perempatan-perempatan jalan
dan selalu memanggil-manggil dengan suara yang bisa didengarkan oleh setiap
makhluk, kecuali jin dan manusia, dengan panggilan: “Hai umat Muhammad. Keluarlah
kamu kepada Tuhan Yang Mahapemurah lagi Mahamulia. Ia akan memberi dengan
pemberian yang agung dan akan memaafkan setiap dosa yang kecil dan yang besar.”
Kemudian ketika orang sudah berkumpul di masjid, Allah
berfirman kepada para malaikat: “Hai malaikatKu. Apa
balasan bagi orang yang kerja dan telah menyelesaiakan tugasnya?”
Para malaikat menjawab: “ Wahai Tuhanku, sudah
semestinya Tuan akan membalas orang-orang tersebut.”
Lalu Allah berfirman lagi: “Saksikanlah wahai malaikatKu, bahwa Aku akan membalas
orang-orang yang menyelesaikan puasa dan shalatnya berupa ridha dan pengampunanKu.
Kalian semua mintalah kepadaKu. Demi kemuliaan dan keagunganKu, tidak ada
permintaan dari kalian semua kepadaKu apa saja untuk akhirat di hari ini
kecuali Aku akan mengabulkannya. Dan tidak ada permintaan untuk dunia pada hari
ini kecuali akan Aku kabulkan. Pulanglah kalian semua dari masjid, karena kalian
telah mendapatkan pengampuanKu, karena kalian semua sudah ridha terhadapKu dan
Aku sudah meridhaimu.”
أَعَادَ اللهُ عَلَيْكُمْ مِنْ بَرَكاَتِ هَذَا
اْلعِيْدِ وَأَمُنَّنِىْ وَإِيَّاكُمْ مِنْ سَطْوَةِ يَوْمِ اْلوَعِيْدِ وَاللهُ
تَعَالَى يَقُوْلُ وَفِى قَوْلِهِ يَهْتَدِىْ اْلمُهْتَدُوْنَ وَإٍذَا قُرِئ
َاْلقُرْاَنُ فَسْتَمِعُوْالَهُ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. أَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَاأَيُّهَاالنَّاسُ إِنَّ وَعْدَاللهِ
حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ اْلحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ
الْغُرُوْرُ إِنَّ الشَّيْطاَنَ لَكُمْ عُدُوٌ فاَتَّخْذُوْهُ عَدُوًّا إِنَّمَا
يَدْعُوْحِزْبَهُ لِيَكُوْنُوْا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا
لَهُمْ عَذَابٌ .
اْلخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ لِعِيْدِ
اْلفِطْرِ
اللهُ أَكْبَرُ كُلَّمَا هَطَلَ الْغَمَامُ وَنَاحَ الْحَمَامُ وَارْتَفَعَتِ الأَعْلاَمُ
وَأَفْطَرَ الصُّوَّامُ، اللهُ أَكْبَرُ كُلَّمَا ارْتَقَى فَوْقَ مِنْبَرِ
إِمَامٍ. وَكُلَّمَا خُتِمَ بِالأَمْسِ شَهْرُ الصِّيَامِ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ
أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ و اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ
الْحَمْدُ. الْحَمْدُ للهِ
مُعِيْدِ الْجُمَعِ وَالأَعْيادِ. وَمُبِيْدِ الْجُمُوْعِ وَالأَجْنَادِ. رَافِعِ
السَّبْعِ الشِّدَادِ عَالِيَةً بِغَيْرِ عِمَادٍ. وَمَادَّ الأَرْضِ
وَمُرْسِيْهَا بِالأَطْوَادِ. وَجَامِعِ النَّاسِ لِيَوْمٍ لاَ رَيْبَ فِيْهِ
إِنَّ اللهَ لاَ يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ. أَحْمَدُهُ عَلَى نِعَمٍ لاَ يُحْصَى
لَهَا تَعْدَادٌ. وَأَشْكُرُهُ وَكُلَّمَا شُكِرَ زَادَ. وَأَسْأَلُهُ أَنْ
يَصْرِفَ عَنَّا الْمُعْضِلاَتِ الشِّدَادَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلاَ أَنْدَادَ. شَهَادَةً صَادِرَةً مِنْ
صَمِيْمِ الْفُؤَادِ. أَرْجُوْا بِهَا النَّجَاةَ فِى يَوْمِ التَّنَادِ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى شَرَعَ
الشَّرَائِعَ وَسَنَّ الأَعْيَادَ. وَقَرَّرَ قَوَاعِدَ الْمِلَّةِ وَرَفَعَ
الْعِمَادَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ الأَنْجَادِ. الذَّائِذِيْنَ عَنْ
شِرْعَتِهِ بِالْمُرْهِفَاتِ الْحِدَادِ. اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
)أَمَّا بَعْدُ) فَيآ
أَيُّهَا النَّاسُ : اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوْا أَنَّهُ لَيْسَ
السَّعِيْدُ مَنْ أَدْرَكَ الْعِيْدَ، وَلاَ مَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ وَلاَ مَنْ
قَادَ الْخَيْلَ الْمُسَوَّمَةَ وَخَدَمَتْهُ الْعَبِيْدُ، وَلاَ مَنْ أَتَتْهُ
الدُّنْيَا عَلَى مَا يُرِيْدُ، لَكِنْ وَالهِ
السَّعِيْدُ مَنْ خَافَ يَوْمَ الْوعِيْدِ، وَرَاقَبَ اللهَ فِيْمَا
يُبْدِى وَيُعِيْدُ، وَنُجِّىَ مِنْ نَارٍ حَرُّهَا شَدِيْدٌ وَقَعْرُهَا
بَعِيْدٌ، وَطَعَامُ أَهْلِهَا الزَّقُّوْمُ، وَشَرَابُهُمُ الْمُهْلُ
وَالصَّدِيْدُ، وَلِبَاسُهُمُ الْقَطْرَانُ وَالْحَدِيْدُ وَعَذَابُهُمْ أَبَدًا
فِى مَزِيْدٍ، وَفَازَ بِجَنَّةٍ لاَ يَفْنَى نَعِيْمُهَا وَلاَ يَبِيْدُ،
فَاتَّقُوْا اللهَ بِامْتِثَالِ أَمْرِهِ الأَكِيْدِ، وَوَحِّدُوْا رَبَّكُمْ
وَصَلُّوا خَمْسَكُمْ وَأَدُّوْا زَكَاةَ أَمْوَالِكُمْ وَصُوْمُوْا شَهْرَكُمْ
وَحُجُّوْا بَيْتَ رَبِّكُمْ وَأَطِيْعُوْا ذَا أَمْرِكُمْ هَذَا شَأْنُ
الْعَبِيْدِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ الَّذِى عَلِمَ مِنَ الْغَيْبِ مَكْنُوْنَهُ،
وَأَنْجَزَ مِنَ الْوَعْدِ مَضْمُوْنَهُ، وَحَتَّمَ بِالْفَنَاءِ عَلَى مَنْ
دُوْنَهُ وَاخْتَارَ مُحَمَّدًا أَمِيْنَهُ، وَجَعَلَ الْحَنِيْفِيَّةَ شِرْعَتَهُ
وَدِيْنَهُ، أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنىَّ فِيْهِ
بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَثَلَّثَ بِكُمْ أَيُّهَا
الْمُؤْمِنُوْنَ مِنْ جِنِّهِ وَإِنْسِهِ، فَقَالَ جَلَّ مِنْ قَائِلٍ عَلِيْمًا ﴿
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىِّ يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾. وَقَدْ قَالَ صَلَّى الله
ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ:مَنْ صَلَّى عَلَيَّ
صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا . اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى النَّبِىِّ الْهَاشِمِىِّ
الأَوْفَى، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ أَصْحَابِهِ السَّادَةِ الْحُنَفَا، وَخُصَّ
مِنْهُمُ الأَرْبَعَةَ الْخُلَفَا، ذَوِى الْفَضْلِ الْجَلِىِّ وَالْقَدْرِ
الْعَلِىِّ أَبَابَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِىَّ وَعَنِ السِّتَّةِ
الْبَاقِيْنَ مِنَ الْعَشْرَةِ، وَعَنْ جَمِيْعِ الَّذِيْنَ بَايَعُوْا نَبِيَّكَ
تَحْتَ الشَّجَرَةِ. اللَّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ وَعَنْ
أُمِّهِمَا الْبَتُوْلِ فَاطِمَةَ بِنْتِ الرَّسُوْلِ. اللَّهُمَّ وَارْضَ عَنِ
الطَّاهِرَةِ الْمُطَهَّرَاتِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ زَوْجَاتِ نَبِيِّنَا
الصَّادِقِ الأَمِيْنِ. اللَّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ
التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَاقْتَفَى، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَرَحْمَتِكَ يَا أَكْرَمَ مَنْ تَجَاوَزَ وَعَفَا.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ،
وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا رَخَاءً
سَخَاءً وَسَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ. اللَّهُمَّ آمِنَّا فِى دُوْرِنَا
وَأَصْلِحْ أُوْلاَةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلاَيَتَنَا فِيْمَنْ
خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَقِمْ عَلَمَ الْجِهَادِ. وَاقْمَعْ أَهْلَ الشِّرْكِ
وَالْفَسَادِ وَالْعِنَادِ، وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ عَلَى الْعِبَادِ، يَا مَنْ لَهُ
الدُّنْيَا وَالآخِرَةُ وَإِلَيْهِ الْمَعَادِ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ،
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ نَوِّرْ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ
قُبُوْرَهُمْ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلأَحْيَاءِ وَيَسِّرْ لَهُمْ أُمُوْرَهُمْ.
اللَّهُمَّ تُبْ عَلَى التَّائِبِيْنَ، وَاغْفِرْ ذُنُوْبَ الْمُذْنِبِيْنَ،
وَاقْضِ الدَّيْنَ عَنِ الْمَدِيْنِيْنَ، وَاشْفِ مَرْضَى الْمُسْلِمِيْنَ،
وَاكْتُبِ الصِّحَّةَ وَالْعَافِيَةَ وَالسَّلاَمَةَ وَالتَّوْفِيْقَ
وَالْهِدَايَةَ لَنَا وَلِكَافَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ، فِى بَرِّكَ وَبَحْرِكَ
أَجْمَعِيْنَ. اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْغَلاَ وَالرِّبَا وَالْوَبَى
وَالزِّنَى وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلاَدِ
الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، ﴿ رَبَّنَا آتِنَا فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارَ﴾. عِبَادَ
اللهِ، ﴿ إِنَّ الله َيَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِىْ
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَأَوْفُوْا بِعَهْدِ اللهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلاَ
تَنْقُضُوْا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللهُ عَلَيْكُمْ
كَفِيْلاً إِنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَ﴾. وَاذْكُرُوْا اللهَ
الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ،
﴿ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَالله ُيَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ﴾
(Referensi: Asy-Syarqawi,
I’anat ath-Thalibin, Tanwir al-Qulub, Bujairami ‘ala al-Khathib, Hasyiyat
al-Jamal, Nihayat az-Zain, al-Munasabah li as-Sayyid Muhammad al-Maliki, al-Adzkar
an-Nawawi, Kitab Primbon Syaikh Sholeh Darat dan Durrat an-Nashihin).
Sya’roni As-Samfuriy,
Brebes 27 Juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar