Halaman

Sabtu, 02 November 2013

JASAD MUFTI BETAWI (AL-HABIB UTSMAN BIN YAHYA) BERPINDAH SENDIRI SAAT MAKAMNYA AKAN DIBONGKAR


 
Tulisan ini perlu kami sampaikan kepada khalayak umum. Sebuah koreksi dari Ustadz Antoe Djibrel (Khadim Majelis Taklim Kwitang), yang mana di fp (fanpage) tertentu telah memberitakan sejarah tentang “Dibongkarnya Makam Mufti Betawi”. Di fp itu disebutkan bahwa saat makam Mufti Betawi itu dibongkar, jasad dan kain kafan Habib Utsman masih utuh, bersih dan semerbak mewangi.

Maaf sebelumnya saya ingin luruskan sejarah. Perluasan jalan di Jakarta, terjadi di zaman Gubernur Ali Sadikin dan itu sebelumnya diminta pendapatnya kepada para ulama dan habaib. Pada waktu itu banyak yang menentang dan pasang badan di depan maqam sang Mufti Betawi yang kuburannya terkena perluasan jalan, dan bukan hanya makam Mufti Betawi saja, banyak juga maqam auliya dan ulama yang terkena perluasan jalan.

Karna banyak yang menentang akhirnya diputuskan bernegoisasi antara Gubernur dan para habaib, diantaranya al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi Kwitang dan beberapa para pembesar ulama pada waktu itu.

Pada akhirnya disepakati, seluruh makam yang ada dipindahkan dan itu termasuk makam al-Habib Utsman bin Yahya Mufti Betawi. Namun pihak keluarga memutuskan memindahkan sendiri dan itu dilakukan di malam hari sebelum hari pembongkaran. Pada waktu dipindahkan oleh keluarga yang dipimpin oleh al-Habib Umar bin Utsman Banahsan dan keluarga besarnya serta al-Habib Utsman bin Alwi bin Utsman bin Yahya dan keluarga Habib Utsman lainnya.

Saat makam beliau digali, keluarlah bau yang wangi dan itu tidak umum, sampai pada dingding ari-arinya pun masih utuh. Namun setelah dinding ari-arinya dibuka yang nampak hanya bau wangi, tanah yang bersih dan jasadnya tidak ada serta tidak ada bekasnya termasuk kafannya pun tidak ada. Lalu pihak keluarganya pun memutuskan tanah yang sekitar dinding ari-ari dikeruk dan itu yang dipindahkan di Sawah Barat Pondok Bambu.

Banyak para wali waktu itu mengatakan bahwa Habib Utsman bin Yahya pindah sendiri, dan KH. Zaini Abdul Ghani (Guru Ijai) dari Martapura Kalimantan mengatakan bahwa Habib Utsman jasadnya pindah dengan sendirinya di Sawah Barat.

Dan sekarang saksi-saksi sejarah tentang itu hanya tinggal beberapa saja. Peristiwa itu sudah menjadi rahasia umum di kalangan para orang tua terdahulu, dan peristiwa tersebut bisa dikonfirmasikan kepada pihak keluarga Habib Utsman bin Yahya. Demikian yang dapat kami utarakan dan semoga menjadi bahan revisi.

Sya’roni As-Samfuriy, Cipayung 03 Nopember 2013


2 komentar:

  1. Salam. Saya kira ada hal kesalahan keterangan yg cukup prinsip. Kuburan wakaf Tanabang bukan dibongkar untk perluasan jalan. Tetapi diambil alih oleh Pemuda DKI kala itu yg Gubernurnya Ali Sajikan. Tdk ada yg namanya Ali Sajikan beruntung dng Ulama. Yg ada justru perlawanan baik secara Dakwah maupun fisik dilarang. Tapi yahh yg menang tentu saja Pemda

    BalasHapus
  2. Maksudnya..? Siapa ali sajikan..? Gubernur DKI gak ada nama ali sajikan

    BalasHapus