TANGISAN ANAK
MENTRI SAAT MAULID NABI
Romo Kyai Muhajir
Madad Salim suatu
hari mengisahkan suatu kisah yang patut kita renungkan:
“Syahdan, seorang mentri dan anak
belianya diajak oleh al-Habib Umar al-Muthohar mengikuti acara Maulid Nabi Saw. di
rumah as-Sayyid Abbas bin Alwi al-Maliki Makkah. Saat Mahallul Qiyam (berdiri
dalam Maulid Nabi) anak pak mentri itu menangis berlinangan air mata. Al-Habib Umar al-Muthohar erasa takjub dan berkata kepada pak mentri: “Wah, anak Bapak hebat sekali. Kita yang tua begini gak bisa nangis, anak
Bapak malah nangis sesenggukan saat Mahallul Qiyam (srakalan),”
Pak mentri tertawa dan menjawab: “Hebat apanya, Bib? Dia nangis bukan karena
khusyuk. Tapi nangisnya sudah tidak tahan maulidnya lamaaa, gak selesai-slesai.
Saya janjiin dia nanti sehabis Maulid tak ajak shoping di Mall. Tapi tak sabar menunggu,
takut gak jadi shoping bikin dia nangis begitu.”
Al-Habib Umar al-Muthohar ngakak ketawanya dan
berkata: “Ini ya madzhabnya jenggot
kambing! Ada peternak datang ke shalat Jum’at, lihat khathibnya berjenggot
panjang dia langsung jatuh menangis. Selidik punya selidik ternyata kalau lihat
khathibnya manggut-manggut dia jadi sedih. Teringat kambingnya yang hilang
dicuri. Maklum jenggot khathibnya sama persis dengan jenggot kambingnya.”
_______________________________
Orang-orang yang tidak
mudah menangis bisa jadi hatinya telah mengeras. Orang yang tiada tersentuh dan
bertafakkur disaat menjalani prosesi pemakaman bisa jadi hatinyapun telah
mengeras. Orang-orang yang tiada tergerak untuk memburu ilmu dan berlomba
mengamalkannya bisa jadi hatinya juga telah mengeras. Orang yang tiada peka
akan kejadian-kejadian alam pun bisa dibilang hatinya mengeras. Begitupun
orang-orang yang tidak tahu menjadi pendengar yang baik ataupun orang yang
tiada mudah berlapang dada menginstropeksi diri adalah ciri orang yang hatinya
mengeras.
Kesemua orang itu akan
masuk dalam ancaman firman Allah yang maksudnya: “Celaka Dua Belas,
Atau Neraka Wail Bagi Orang-Orang Yang Keras Hatinya.” Kalau Allah sudah
mencap celaka, maka celakalah mereka dunia akhirat.
Nanti di akhirat akan ada seorang
pendosa yang akan disiksa ke dalam api neraka. Begitu malaikat Zabaniyah mau
melempar tubuh pendosa itu ke dalam lautan api, tiba-tiba terdengar suara merintih
dan menghiba dari tubuhnya. Ada satu helai bulu mata pendosa itu menjerit: “Ya Rabb, mengapa Engkau abaikan diriku ini.
Engkau lalaikan aku. Engkau yatimkan diriku. Bukankah dulu di dunia sehelai rambutku
ini pernah terbasahi oleh satu tetes airmatanya yang keluar di suatu malam
karena takut kepadaMu?”
Maka terdengar suara kebijaksanaan Allah,
membahana menyuarakan bahwa: “Demi diriKu,
kini aku ampuni seluruh dosanya karena berkat satu tetes air yang keluar dari
matanya. Wahai para malaikat, masukkanlah ia kini ke dalam surgaKu karena satu
tetesan air matanya yang tertumpah karena takutnya kepadaKu.”
Wallahu al-Musta’an
A’lam
Sya’roni
As-Samfuriy, Tegal 31 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar