Halaman

Sabtu, 31 Agustus 2013

TANGISAN ANAK MENTRI SAAT MAULID NABI

TANGISAN ANAK MENTRI SAAT MAULID NABI


Romo Kyai Muhajir Madad Salim suatu hari mengisahkan suatu kisah yang patut kita renungkan:

“Syahdan, seorang mentri dan anak belianya diajak oleh al-Habib Umar al-Muthohar mengikuti acara Maulid Nabi Saw. di rumah as-Sayyid Abbas bin Alwi al-Maliki Makkah. Saat Mahallul Qiyam (berdiri dalam Maulid Nabi) anak pak mentri itu menangis berlinangan air mata. Al-Habib Umar al-Muthohar erasa takjub dan berkata kepada pak mentri: “Wah, anak Bapak hebat sekali. Kita yang tua begini gak bisa nangis, anak Bapak malah nangis sesenggukan saat Mahallul Qiyam (srakalan),”

Pak mentri tertawa dan menjawab: “Hebat apanya, Bib? Dia nangis bukan karena khusyuk. Tapi nangisnya sudah tidak tahan maulidnya lamaaa, gak selesai-slesai. Saya janjiin dia nanti sehabis Maulid tak ajak shoping di Mall. Tapi tak sabar menunggu, takut gak jadi shoping bikin dia nangis begitu.”

Al-Habib Umar al-Muthohar ngakak ketawanya dan berkata: “Ini ya madzhabnya jenggot kambing! Ada peternak datang ke shalat Jum’at, lihat khathibnya berjenggot panjang dia langsung jatuh menangis. Selidik punya selidik ternyata kalau lihat khathibnya manggut-manggut dia jadi sedih. Teringat kambingnya yang hilang dicuri. Maklum jenggot khathibnya sama persis dengan jenggot kambingnya.”

_______________________________
Orang-orang yang tidak mudah menangis bisa jadi hatinya telah mengeras. Orang yang tiada tersentuh dan bertafakkur disaat menjalani prosesi pemakaman bisa jadi hatinyapun telah mengeras. Orang-orang yang tiada tergerak untuk memburu ilmu dan berlomba mengamalkannya bisa jadi hatinya juga telah mengeras. Orang yang tiada peka akan kejadian-kejadian alam pun bisa dibilang hatinya mengeras. Begitupun orang-orang yang tidak tahu menjadi pendengar yang baik ataupun orang yang tiada mudah berlapang dada menginstropeksi diri adalah ciri orang yang hatinya mengeras.

Kesemua orang itu akan masuk dalam ancaman firman Allah yang maksudnya: Celaka Dua Belas, Atau Neraka Wail Bagi Orang-Orang Yang Keras Hatinya.” Kalau Allah sudah mencap celaka, maka celakalah mereka dunia akhirat.

Nanti di akhirat akan ada seorang pendosa yang akan disiksa ke dalam api neraka. Begitu malaikat Zabaniyah mau melempar tubuh pendosa itu ke dalam lautan api, tiba-tiba terdengar suara merintih dan menghiba dari tubuhnya. Ada satu helai bulu mata pendosa itu menjerit: “Ya Rabb, mengapa Engkau abaikan diriku ini. Engkau lalaikan aku. Engkau yatimkan diriku. Bukankah dulu di dunia sehelai rambutku ini pernah terbasahi oleh satu tetes airmatanya yang keluar di suatu malam karena takut kepadaMu?”

Maka terdengar suara kebijaksanaan Allah, membahana menyuarakan bahwa: “Demi diriKu, kini aku ampuni seluruh dosanya karena berkat satu tetes air yang keluar dari matanya. Wahai para malaikat, masukkanlah ia kini ke dalam surgaKu karena satu tetesan air matanya yang tertumpah karena takutnya kepadaKu.”

Wallahu al-Musta’an A’lam


Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 31 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar