Halaman

Jumat, 02 Agustus 2013

KATAK HARAM DIBUNUH HINGGA AKHIR ZAMAN KARENA DIMULIAKAN ALLAH SWT.

KATAK HARAM DIBUNUH HINGGA AKHIR ZAMAN KARENA DIMULIAKAN ALLAH SWT.

“Saduran Taushiyah Al-Habib Mundzir Al-Musawa”

Allah Swt. telah berfirman di dalam hadits qudsi: “Tidak akan cukup untuk menampungKu langitKu dan bumiKu itu. Yang cukup menampungKu adalah jiwa hambaKu yang beriman.”

Lebih luas dari alam semesta, sanggup menampung Allah Jalla wa ‘Ala. Demikian indahnya hati kita, yang hanya berupa gumpalan daging yang kecil tapi tersimpan di dalamnya Cahaya Keagungan Allah, jika ia mau memupuknya dan memanfaatkannya pada hal yang benar. Oleh sebab jiwa, Allah merubah alam semesta, sifat yang telah baku dari sunnatullah berubah dengan kehendak Ilahi karena kemuliaan hati.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Nabiyullah Ibrahim As. dilemparkan ke apinya Namrud maka Nabiyullah Ibrahim mengucapkan “Hasbiyallahu wani’mal wakiil”, Cukup bagiku Allah dan semulia-mulia tempat untuk bertawakkal.

Kalimat agung dari jiwa yang mulia ini merubah api sehingga turunlah firman Allah yang berbunyi “Kuuniy bardan wasalaaman ‘ala ibrahim”, jadilah sejuk dan dingin dan membawa kesejahteraan kepada Ibrahim wahai api. (QS. al-Anbiya’ ayat 69).

Jadilah engkau wahai api sejuk dan membawa kesejahteraan bagi Ibrahim. Allah sudah ciptakan sifat api itu panas dan membakar sesuatu yang menyentuhnya, tapi Allah balikkan ketentuanNya karena jiwa yang bermunajat, jiwa yang berdoa, jiwa yang mulia dengan Cahaya Allah Swt. Berbalik keadaan api menjadi sejuk.

Demikian indahnya sanubari dan jiwa yang memuliakan Allah, semakin besar kemuliaan Allah di dalam hatinya maka semakin ia membawa kemuliaan dalam kehidupan, bagi dirinya dan bagi sekitarnya.

Allah Swt. mengikat erat jiwa dan sanubari yang terikat pada para shalihin. Dan bicara mengenai Ibrahim, sedemikian mulianya. Bukan untuk Nabi Ibrahim sendiri tapi orang-orang dan siapa pun yang mencintai Nabi Ibrahim As. turut termuliakan.

Sekarang yang saya sampaikan bukan manusia, tapi hewan. Diriwayatkan di dalam Syi’bul Iman oleh al-Imam Baihaqi, juga di dalam Tafsir Imam al-Qurthubi, ketika seekor katak tidak tahan melihat Nabi Ibrahim hendak dibakar oleh Raja Namrud, (padahal) tidak bisa berbuat apa-apa seekor katak, ia hanya menaruh air di mulutnya.

Berapakah besar mulutnya katak mau memadamkan apinya Ibrahim? (Api menyala) lebih besar dari bukit, Katak mengambil air dari sungai dan melompat-lompat dan menyemburkan air itu ke api. Tidak berguna perbuatan katak itu, tidak akan bisa memadamkan api, tapi Yang Maha Melihat, (tetap) melihat!

Allah Swt. melihat jiwa seekor katak yang kecil yang tidak dilihat oleh makhluk lainnya. Allah Swt. tahu niat dari hambaNya yang kecil itu. Cintanya kepada Nabiyullah Ibrahim dan niatnya menyelamatkan Nabi Ibrahim (padahal Nabi Ibrahim sudah dilindungi oleh Allah) maka Allah mengharamkan katak untuk dibunuh sampai akhir zaman.

Semua katak, padahal ini perbuatan satu saja. Yang berbuat satu, semua katak sampai akhir zaman haram dibunuh. Sampai diriwayatkan lebih dari 20 hadits, pelarangan Nabi Saw. membunuh katak sehingga para sahabat datang kepada Rasul Saw. mengajukan pertanyaan: “Ada katanya jenis obat tapi diambil dari katak, harus membunuh katak?”

Rasulullah Saw. melarangnya: “Jangan jadikan pengobatan dari katak.” Kenapa? karena katak dilindungi sampai akhir zaman. Kenapa? satu diantaranya pernah ingin menyelamatkan Nabi Ibrahim As.

Lihat Allah menghargai keinginan mulia, walaupun tidak bisa berbuat apa-apa, walaupun tidak bisa merubah keadaan tetapi hal itu dihargai oleh Allah dan dilihat.


Lebih-lebih lagi orang-orang yang mencintai Sayyidina Muhammad Saw., Pemimpin Para Nabi dan Rasul. Dan orang-orang yang membantu apa-apa yang diperjuangkan oleh Rasulullah Saw. Barangkali perbuatannya tidak berarti tapi itu usaha yang dihargai oleh Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar