KATAK HARAM
DIBUNUH HINGGA AKHIR ZAMAN KARENA DIMULIAKAN ALLAH SWT.
“Saduran Taushiyah Al-Habib Mundzir Al-Musawa”
Allah Swt. telah berfirman di dalam hadits qudsi: “Tidak akan cukup untuk menampungKu langitKu
dan bumiKu itu. Yang cukup menampungKu adalah jiwa hambaKu yang beriman.”
Lebih luas dari alam semesta, sanggup menampung Allah
Jalla wa ‘Ala. Demikian indahnya hati kita, yang hanya berupa gumpalan daging
yang kecil tapi tersimpan di dalamnya Cahaya Keagungan Allah, jika ia mau
memupuknya dan memanfaatkannya pada hal yang benar. Oleh sebab jiwa, Allah
merubah alam semesta, sifat yang telah baku dari sunnatullah berubah dengan kehendak Ilahi karena kemuliaan hati.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika
Nabiyullah Ibrahim As. dilemparkan ke apinya Namrud maka Nabiyullah Ibrahim
mengucapkan “Hasbiyallahu wani’mal wakiil”,
Cukup bagiku Allah dan semulia-mulia tempat untuk bertawakkal.
Kalimat agung dari jiwa yang mulia ini merubah api
sehingga turunlah firman Allah yang berbunyi “Kuuniy bardan wasalaaman ‘ala ibrahim”, jadilah sejuk dan dingin
dan membawa kesejahteraan kepada Ibrahim wahai api. (QS. al-Anbiya’ ayat 69).
Jadilah engkau wahai api sejuk dan membawa
kesejahteraan bagi Ibrahim. Allah sudah ciptakan sifat api itu panas dan
membakar sesuatu yang menyentuhnya, tapi Allah balikkan ketentuanNya karena
jiwa yang bermunajat, jiwa yang berdoa, jiwa yang mulia dengan Cahaya Allah
Swt. Berbalik keadaan api menjadi sejuk.
Demikian indahnya sanubari dan jiwa yang memuliakan
Allah, semakin besar kemuliaan Allah di dalam hatinya maka semakin ia membawa
kemuliaan dalam kehidupan, bagi dirinya dan bagi sekitarnya.
Allah Swt. mengikat erat jiwa dan sanubari yang
terikat pada para shalihin. Dan bicara mengenai Ibrahim, sedemikian mulianya.
Bukan untuk Nabi Ibrahim sendiri tapi orang-orang dan siapa pun yang mencintai
Nabi Ibrahim As. turut termuliakan.
Sekarang yang saya sampaikan bukan manusia, tapi
hewan. Diriwayatkan di dalam Syi’bul Iman
oleh al-Imam Baihaqi, juga di dalam Tafsir
Imam al-Qurthubi, ketika seekor katak tidak tahan melihat Nabi Ibrahim hendak
dibakar oleh Raja Namrud, (padahal) tidak bisa berbuat apa-apa seekor katak, ia
hanya menaruh air di mulutnya.
Berapakah besar mulutnya katak mau memadamkan apinya
Ibrahim? (Api menyala) lebih besar dari bukit, Katak mengambil air dari sungai
dan melompat-lompat dan menyemburkan air itu ke api. Tidak berguna perbuatan
katak itu, tidak akan bisa memadamkan api, tapi Yang Maha Melihat, (tetap)
melihat!
Allah Swt. melihat jiwa seekor katak yang kecil yang
tidak dilihat oleh makhluk lainnya. Allah Swt. tahu niat dari hambaNya yang
kecil itu. Cintanya kepada Nabiyullah Ibrahim dan niatnya menyelamatkan Nabi
Ibrahim (padahal Nabi Ibrahim sudah dilindungi oleh Allah) maka Allah
mengharamkan katak untuk dibunuh sampai akhir zaman.
Semua katak, padahal ini perbuatan satu saja. Yang
berbuat satu, semua katak sampai akhir zaman haram dibunuh. Sampai diriwayatkan
lebih dari 20 hadits, pelarangan Nabi Saw. membunuh katak sehingga para sahabat
datang kepada Rasul Saw. mengajukan pertanyaan: “Ada katanya jenis obat tapi diambil dari katak, harus membunuh katak?”
Rasulullah Saw. melarangnya: “Jangan jadikan pengobatan dari katak.” Kenapa? karena katak
dilindungi sampai akhir zaman. Kenapa? satu diantaranya pernah ingin
menyelamatkan Nabi Ibrahim As.
Lihat Allah menghargai keinginan mulia, walaupun tidak
bisa berbuat apa-apa, walaupun tidak bisa merubah keadaan tetapi hal itu dihargai
oleh Allah dan dilihat.
Lebih-lebih lagi orang-orang yang mencintai Sayyidina
Muhammad Saw., Pemimpin Para Nabi dan Rasul. Dan orang-orang yang membantu apa-apa
yang diperjuangkan oleh Rasulullah Saw. Barangkali perbuatannya tidak berarti
tapi itu usaha yang dihargai oleh Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar