KALAU KITA BOLEH
MEYAKINI PENDAPAT KITA SENDIRI, MENGAPA ORANG LAIN TIDAK BOLEH MEYAKINI
PENDAPATNYA?
Saya rasa munculnya semenjak dahulu
hingga sekarang, yang namanya Ahlussunnah wal Jama'ah itu tidak pernah
mengajarkan cacian atau makian, apalagi mengkafir-sesatkan golongan lain.
Lihat bagaimana dulu awal mula timbulnya
perpecahan dalam Islam, pasca terjadinya perang Shiffin antara kubu Sayyidina
Ali bin Abu Thalib Kw. dengan kubu Sayyidina Mu’awiyyah Ra. Dengan PD-nya
Khawarij menyatakan keluar dan tidak mendukung salah satu dari kedua kubu
tersebut. Khawarij sampai berani mengkafirkan Sayyidina Ali dan Sayyidina
Mu'awiyyah Ra. Padahal mereka (Khawarij) adalah penghafal al-Quran, gemar
puasa, qiyamullail dan ibadah-ibadah lainnya.
Lalu muncul lagi golongan yang tidak
terima dengan perlakuan Khawarij yang mengkafirkan Sayyidina Ali Ra. namun
terlalu fanatik, mereka disebut Syi'ah. Dan begitu seterusnya hingga akhir
zaman nanti akan terus ada sekte-sekte dalam Islam yang bermunculan, namun
tetap DNA-nya adalah pada 7 firqah yang terdiri dari 73 firqah sebagaimana yang
disebutkan dalam kitab Bughyat
al-Mustarsyidin.
Di sisi lain, ada sekelompok sahabat dan
tabi'in yang sama-sama melihat kejadian pasca perang Shiffin, mereka tidak
terlena mengikuti tingkah Khawarij dan Syi'ah. Mereka lebih menyibukkan diri
i'tikaf dan ibadah di masjid-masjid. Mereka lebih senang menggelar majelis
taklim. Mereka itulah yang kita kenal sekarang sebagai kaum shufi. Diantara
mereka adalah sahabat Abu Musa al-Asy'ari dan Sayyidina Hasan al-Bashri Ra.
dari kalangan tabi'in. Inilah yang disifati oleh Nabi Saw. sebagai “Ma ana ‘alaihi wa ash-habiy”, yakni
embrio dari golongan Ahlussunnah wal Jama’ah.
Bisa ditarik kesimpulan (secara garis
besarnya), Ahlussunnah wal Jama’ah yang sebenarnya adalah mereka yang tidak
pernah mengajarkan dan melakukan cacian, makian, pengkafiran maupun klaim sesat
terhadap golongan lainnya. Nah, lalu muncul sekarang ada sekelompok orang yang
juga gemar melakukan cacian, makian, pengkafiran maupun klaim sesat terhadap
golongan lainnya yang masih dalam payung Islam. Siapakah sebenarnya mereka itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar